DAFTAR

Senin, 20 Mei 2013

Primbon Wong Jowo

AJI ANJAN KUMAYAN
 
AJI ANJAN KUMAYAN ini bisa mendatangkan makhluk gaib yang bisa kita perintah dengan perintah tertentu atas kemauan kita, tapi ingat janganlah memerintah makhluk tersebut untuk berbuat kejahatan, karena kalau berbuat jahat, akhirnya akan berakibat buat diri kita, bahkan keluarga kita. tapi kalau untuk kebaikan memang ilmu ini khusus buat membantu kita dalam keadaan tertentu.
cara mengamalkannya: Puasa 40 hari, makannya sekali pada jam 12 malam setiap harinya, setelah berpuasa, lalu ngebleng 7 hari 7 malam mulai puasa hari rabu pon. Bila berhasil menjalaninya, aji anjan kumayan ini, kita akan mempunyai pembantu gaib yang bisa diperintah apasaja, aji ini dibaca ketika akan menyuruh pembantu tersebut pada jam 12 malam.
Adapun ajian yang kita rapalkan pada saat berpuasa ialah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI ANJAN KUMAYAN
SHOLLAL LOOHU NGALAIHI WA SALLAM
ANJANKU ONO WETAN AKU ONO KIDUL
ANJANKU ONO KIDUL AKU ONO KULON
ANJANKU ONO KULUN AKU ONO LOR
ANJANKU ONO NDUWUR AKU ONO NGISOR
ANJANKU ONO NGISOR AKU ONO TENGAH
DAT LAT ORANG KATON
DAT LAT ANJAN SING KATON
ANJAN SIRO SUN KONGKON……..(SEBUTKAN KEPERLUANNYA)

AJIKU SI BALASREWU
Kalau mempelajari aji balasrewu ini, musuh melihat kita seakan akan melihat makhluk yang menyeramkan dan musuh tidak akan memasuki pertahanan kita karena sangat kuat seperti baja, dan dapat memporak porandakan musuh dengan mudahnya, adapun ajian yang harus dibaca ialah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI BALASREWU KANG TOPO INGGUWOGARBANE SI BAGASPATI SAKABEHING WIDODORO WIDODARI MALAIKAT NABI JIN SETAN PRIPRAYANGAN WIS LULUH SARIRO TUNGGAL SAKEHING MUNGSUH NGAREP MBURI KIWO TENGEN KEBLAT PAPAT PODHO KAMIGILAN KAPRABAWAN AJIKU SI BALASREWU KANG MBRUBUL METU MAEWU EWU TAN KENOPATI TEMAH PODHO GIRIS LUMAYU BUBAR SARSARAN IYO INGSUN ATINE BUAH.
Cara mengamalkannya, puasa nglonong 7 hari 7 malam tidurnya pada waktu malam dibawah tritisan rumah dengan beralaskan daun pisang bantalnya batu bata, adapun siang harinya
AJI BANGU TONGTONG
Aji bangu tontong ini sangat cocok bagi cagub dan wakilnya, atau pengcara yang kerjanya memberi penjelasan dalam berdebat, dan cocok juga saat ini untuk menghadapi debat pemilu, karena kalau kita sudah menguasai ajian ini, sanat susah dikalahkan oleh musuh kita dalam perdebatan tersebut.
Adapun mantra yang harus dibaca adalah
INGSUN AMATAK AJIKU SI BANGU TOTONG METHONGKRONG TAN BISO NGUCAP SAKABEHING WONG PODHO PINTONG
AKU DEWE KANG MENCORONG BISO NGOMONG.

Cara mengamalkannya: Puasa nglowong 3 hari 3 malam, mulai puasa pada hari Sabtu Kliwon, aji dibaca terus menerus pada saat berpuasa dan sibaca pada saat diperlukan.
AJI CINDE AMOH
AJI CINDE AMOH ini termasuk ilmu kebal senjata tajam dan senjata api dan sepagai ilmu pemungkas yang dipunyai oleh para juwara pada waktu penjajahan tempo dulu, bahkan ajian cinde amoh ini dapat membuat musuh tidak berdaya dengan mudah. Cara mengamalkan ajian ini ialah: Puasa 7 hari 7malam dan mulai puasa pada hari jum’at Pahing, aji terus menerus selama berpuasa. Aji yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI CINDE AMOH SIRIG SIRIG UBED UBED SABUK CLONO CINDE AMOH RONTANG RANTING SALUWIR TINUTUPAN WULAN PURNOMO SRENGENGE HEWU HEWU HEWU IYO INGSUN KANG ABADAN WESI KUNING ANGRASUK SARIRO NABI SULAIMAN KASEKTENINGSUN SISI TEKINGSUN. ADAM ATININGSUN MOHAMMAD PANINGALINGSUN BRAHIM NYAWANINGSUN ISA NAPASINGSUN YAKUF KARSANINGSUN MUSA LESANINGSUN DAWUD SWARANINGSUN SAHABAT PAPAT DAGING GETIH LAN BALUNGINGSUN AYUB USUSINGSUN YUNUS OTOTINGSUN NUH JANTUNGINGSUN IDRIS RAMBUT WULANINGSUN WUS PERAK JUMENENG SARIRO NABI SAKEHING TELUH TUJU TENUG BEROJO COKRO CURIGO WATANG LIMPUNG BEDIL MRIYEM NARANTOKO ORANG TUMEKO AJUR AMOH TING SALUWIR
AJI LEMBU SEKILAN
Mungkin anda pernah mendengar aji lembu sekilan ini, tetapi tidak semua orang mengetahui cara mendapatkan aji dengan baik dan benar, sebab meskipun anda mempelajari tetap tidak berhasil, karena mempelajari suatu ilmu kedigdayaan harus memetuhi semua pantangan atau larangan yang berlaku bagi yang mempelajari ilmu itu. kalau anda berhasil mempelajarinya, sangat berguna dalam menghadapi lawan disaat peperangan, oleh karena itu barang siapa mengamalkan aji lembu sekilan ini, ia akan terhindar dari berbagai senjata apa saja, begitu juga bila menghadapi bencana dan kesusahan, sebab senjata apapun atau atau musibah tidak akan mengenai tubuhnya dalam jarak tertentu.
Adapun amalan yang diamalkan: Puasa selama 40 hari, hanya makan dedaunan yang dikulup dengan bumbu garam, minumnya air kendi, dan apabila sudah rampung 40 hari, lalu nglowong 3 hari 3 malam, mulai hari kamis Wage. Aji dibaca dalam pertempuran atau ketika menghadapi bahaya dan kesulitan, Adapun pantangan aji lembu sekilan ini tidak boleh memanggil Lembu/Sapi atau dilarang makan daging Sapi.
Inilah aji yang harus dirapalkan pada waktu melakukan puasa:
INGSUN AMATAK AJIKU SI LEMBU SEKILAN.
ROSULKU LUNGGUH IBRAHIM NGINEP BABAHAN
KEP-KAREKEP BARUKUT KINEMULAN
WESI KUNING WESI MEKANGKANG
SECENGKANG SAKILAN SADEPO
SAKEHING BROJO ORA NEDHASI

BEDIL PEPET MERIYEM BUNTU
TAN TUMOMO SONGKO KERSANING aLLAH.
AJI SI MLIWIS PUTIH
Konon khabarnya aji mliwis putih ini adalah senjata andalan
prabu Angling Darma, ia termasuk salah satu raja yang mandraguna dan bisa merubah bentuk yang berbeda beda pada saat berperang melawan musuhnya,
Adapun ajian yang yang harus dibaca ialah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI MLIWIS PUTIH ILATKU PAMOR
SUWARAKU GELAP NGAMPAR
MRIPATKU KOCO BENGGOLO KULITKU TEMBOGO
WULUKU DOMDRIJIKU SUPIT WESI PUROSANI DLAMAKANKU RAJEG WESI
CANGKINGANKU ANGIN PENGIRINGKU JAGAD
HEH SI MLIWIS PUTIH
MUNGSUH INGSUN LEBUR LULUH AMBRUK TAN MINDO GAWE
SONGKO KERSANING ALLAH.

Cara mengamalkannya:
Puasa 21 hari dimulai pada hari Sabtu Kliwon, kemudian dilanjutkan dengan ngbleng 3 hari 3 malam, ajian ini dibaca terus menerus selama berpuasa.
Pmtangannya: jangan berzinah, mabuk, mencuri.
AJI MOYONGGOSETO
Aji moyonggoseto ini termasuk ajian untuk memanggil melaikat pendamping yang bisa membantu kita dalam kesulitan apasaja,dan perlu juga diketahui kalau memerlukan bantuannya, tinggal bacakan saja mantra yang ada dibawah ini,
adapun cara mengamalkan ajian ini sebagai berikut:
Puasa mutih 7 hari 7 malam dan pati geni sehari semalaman, mulai puasa pada hari sabtu kliwon, selama menjalani puasa ini jangan berbicara dengan orang, bila akan mengerjakan aji ini hendaknya suci dari hadats dan apabila batal harus wudhu kembali.
Mantra yang dibaca pada saat berpuasa adalah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI MOYONGGOSETO
INGSUN DATOLLOH
MALAEKAT PAPAT
JABRIIL
NGISROPIL
NGIROIL
MIKAIL
LAN SABALANE KABEH
SIRO PODHO INGSUN KONGKON……….(sebut keperluannya)
ASTAGHFIRULLOOHAL ‘ADLIIM 3000X.

AJI SAIPI ANGIN
Pada zaman dahulu aji saipi angin ini sangat terkenal, karena aji saipi angin telah memiliki daya kecepatan berjalan bagaikan angin, daya ringan tubuh bagaikan kapas , sehingga orang yang memiliki aji saipi angin ini dapat menempuh perjalanan jauh dengan memakan waktu beberapa ment saja, itulah kehibatan aji saipi angin yang dimiliki oleh orang orang yang dikatakan sakti.
Amalan yang digunakan, puasa 40 hari, makannya hanya dedaunan yang dimakan mentah, tanpa dimasak dan digarami, adapun minumnya air putih saja, mulai puasanya Sabtu kliwon, Aji dibaca dimuka pintu rumah ketika akan berangkat, pakaian yang dipakai harus yang halal, waktu berjalan yang terasa dingin cuma telinga.
Ajian yang di baca:
ingsun amatak ajiku saipi angin
lakuku ing iring barat lesus angin poncoworo bayu bojro sindung riwut
sakabeh ing kekayon kangkatrajangpodo sol rubuh
sakedep netro lakuku wus kemput ing jagad wetan
- kulon
- kidul
- lor
- iyo aku bayumu sikapi putih titise roh ilapi kang nglimputi jagad kabeh.

ingat semua ini terjadi atas kehendak tuhan.
AJI SIRWONDO
AJI SIRWONDO ini sangat cocok buat orang yang gemar menembak atau memanah, sebab kalau memanah setepat panahan Arjuna dan kalau menembak sekelas penembak jitu, meskipun kita baru belajar menembak atau memanah, adapun amalan yang harus dikerjakan sebagai berikut: Puasa peti geni 3 hari tiga malam, mulai hari Sabtu kliwon aji dibaca pada saat diperlukan saja.
Mantra yang harus dibaca pada saat puasa petigeni tersebut ialah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI SIRWONDO
SARIRO ALLAH TIS ABADAN SUKMO
NUPUTH LUNGGUHKU NYOWO ULES PUTIH YO MUHAMMAD
KANG LEMPENG MIMIS ARANE
PODHO TURUTONO
SIR AMANGAN SI ROGO MAKENGKENG
KERONO WIS INGSUN JATINE ALLAH YAHU KHAK
YAHU KHAK
YAHU KHAK,

dibaca siang malam pada saat mengerjakan puasa tersebut.
AJI TINGGENGAN
Aji tinggengan ini sudah terkenal sejak dulu kala, karena barang siapa mengamalkan aji tinggengan ini, maka ia akan memiliki kesaktian yang luar biasa, apabila kita telah menguasainya, lawan bisa lumpuh dan tidak berdaya dalam menghadapi kita, bahkan terpaku tidak dapat bergerak sama sekali, karena dia seakan akan melihat makhluk yang sangat mengerikan, Adapun Ajian yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI JAMUR DIPO
TUWUH PENDHAK KETIGO
ENGGONE KAYU TUNGGAK TANGGENG KERSANING ALLAH
SAKABEHING MUNGSUH DHELOG DHELOG KAMITENGGENGEN.

Cara mengamalkannya, puasa nglowong 3 hari 3 malam,
AJI WELUT PUTIH
Kalau dahulu kala aji welut putih ini adalah ajian yang sangat langka sekali, apabila orang menggunakan aji welut putih ini, bisa meloloskan diri sewaktu dikepung atau ditawan oleh musuh walaupun sangat ketat penjagaannya.
cara mengamalkannya: Puasa mutih 7 hari 7 malam dan pati geni 3 hari 3 malam mulai puasa pada hari Jum’at Pahing.
Aji welut putih dibaca ketika dikepung musuh.
Mantra yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI WELUT PUTIH
ARSO MROSOT SAJRONING WATU

MROSOT KERSANING ALLAH



AJI BANDUNG BONDOWOSO
Ajian Bandung bondowoso ini memiliki daya kesaktian yang luar biasa , barang siapa mengamalkan aji bandung bondowoso, maka ia memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga benda yang tidak dapat diangkat oleh orang lain, masih bisa diangkatnya, disamping itu kebal terhadap senjata tajam.
cara mengamalkannya: Puasa 7 hari 7 malam, mulai sabtu kliwon, ajian ini digunakan kalau jiwa kita teramcam saja, atau ketika dalam keadaan perang.
Adapun ajian yang harus kita baca terus menerus sewaktu kita puasa tersebut ialah:
INGSUN AMATAK AJIKU SI BANDUNG BONDOWOSO
KANG AMENGKONI RATUNING WESI
KULITKU TEMBOGO
DAGINGKU WOJO
OTOTKU KAWAT
BALUNGKU WESI
BAYUKU ROSO
DENGKULKU PARON
HEH YO AKU BANDUNG BONDOWOSO
RATUNING KAROSAN KABEH
SARAPANING GEGAMAN
TAN ONO SING TUMOMO ING BADANKU.

KULHU BUNTET
Kalau kena santet, perlu mantra untuk menolak santet, salah satunya adalah ilmu yg dibawah ini:
KULHU BUNTET,
KULHU BALIK,
DURGOTELUH,
JIN SETAN PRIPRAYANGAN PODHO MORO PODHO MATI,
JALMO MORO JALMO MATI,
MATI SONGKO KERSANING ALLAH.

Caranya: puasa mutih 7 hari 7malam dan patigeni sehari semalam, puasa pd Sabtu kliwon, mantra dibaca ketika matahari terbenam, dibaca diair tiupkan 3x setelah itu diminumkan kepada yg kena santet atau sihir, tenung dan ilmu hitam lainnya tentu akan sembuh.
KULHU DERGO BALIK
Mantra kulhu dergobalik ini adalah mantra untuk menolak, semua niat orang untuk berbuat jahat terhadap kita, bahkan bisa mengembalikan kepada orang tersebut, yang dimaksud disini seperti, sihir, santet.
Cara mengamalkannya:
Puasa patigeni 3 hari 3 malam, mulai berpuasa pada hari Selasa Kliwon, mantra dibaca pada saat melakukan puasa dan pada waktu diperlukan.
Mantra yang dibaca ialah:
SATO MORO SATO MATI
JALMO MORO JALMO MATI
SETAN MORO SETAN MATI
BOTO MORO BOTO MATI
SEDYA OLO MATI SONGKO KERSANING ALLAH
LAAILAAHA ILLALLOOH MOHAMMAD ROSUULULLOOHU

AJI SRI SADONO
Memohon rezki pakailah aji sri sadono ini, karena aji tersebut termasuk yang paling ampuh diantara mantra atau aji yanglainnya,apabila anda menggunakannya, tentu sandang pangan selalu tercukupi, tetapi perlu dingat Tuhan tidak akan memberi rezki kepada orang yang senang bermalas malasan, dan hanya berpangku tangan, bahkan hanya mengharapkan rezki turun dari langit.
adapun ajian yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI SRI SADONO
NYANG KUWERO DEWANENG KASUGIHAN
SRI SADONO KANG ANDUM SANDHANG PANGAN
NYUWUN GAMPANG PADOS KULO SANDHANG TEDHO
SARINAME SAWENGINE SALAWASE GESANG
GAMPANG TEKANE SLAMET ANGGONE LAN GAWE AYUNE SAKABEH

Cara mengamalkannya:
Selama 3 bulan lamanya tiap Senen dan Kamis hendaknya berpuasa dan makannya hanya sekali pada tiap jam 12 malam, setelah itu diteruskan puasa mutih tiap Senen dan kamis selama tiga bulan lagi, seterusnya patigeni sehari semalam, mulai puasa pada hari Kamis Wage, aji dibaca pada saat berpuasa dan pada waktu matahari terbenam dan terbit
AJI PULUNGGONO PULUNGGANI
Bagi anda bawahan cocok untuk mempelajari aji pulunggono pulungsari ini, sebab aji tersebut sangat ampuh untuk memikat hati atasan, agar beliau memperlakukan kita secara wajar, serta memberikan peluang yang baik dan yang menguntungkan bagi kita dan perusahaan tempat kita bekerja, aji pulunggono pulungsari yang sangat perlu dimiliki oleh anda yang mencari rezki dibawahi seorang atasan.
Adapun aji yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI PULUNGGONO PULUNGSARI KANG MIJIL SANUBARI
MUBYARTELENGING DHADHAKU WONG KANG MULAT TEKO WELAS TEKO ASIH
ASIH SONGKO KERSANING ALLAH.

Cara mengamalkannya:
Puasa 14 hari, makannya sekali tiap jam 12 malam, lalu dilanjutkan dengan patigeni sehari semalam, mulai puasa pada hari Kamis Legi, aji dibaca pada saat berpuasa dan ketika berangkat kerja.
AJI PETAK AMBYAH
Aji petak ambyah ini hampir sama dengan aji auman Harimau yang dipelajari oleh para pesilat tangguh didalam film mandarin, cuma cara mempelajarinya saja yang berbeda, aji petak ini sangat ampuh dalam menghadapi musuh, hanya dengan mendengar teriakan saja musuh sudah lari tunggang langgang.
Mantra yang harus dibaca:
INGSUN AMATAK AJIKU SI PETAK AMBYAH
INGSUN JUMENENG DATULLAH
UMADEG TENGAHING JAGAD
SAKABEHING MUNGSUH SAKUBENGING COKROWOLO KANG PODHO DURHOKO
KRUNGU PETAK GELAP SAKETHI
PODHO BEDHAH KUPINGE PECAH ENDHASE.

Cara mengmalkannya:
Puasa 40 hari, makannya hanya sekali pada tiap jam 12 malam, setelah rampung puasanya, lalu ngebleng 7 hari 7 malam, mulai puasa pada hari rabu pon aji dibaca sambil berpuasa dan saat diperlukan.
AJI PENGLARUTAN
Aji penglarutan ini sangat ampuh untuk menolak kejahatan orang,sehingga tidak terjadi lagi pengrusakan yang disebabkan oleh santet, tenung, sihir dan lain sebagainya yang disebabkan oleh ilmu hitam lainnya.
Cara mengamalkannya:
Puasa nglowong 3 hari 3 malam, mulai puasa hari kamis Wage, aji dibaca selama puasa dan pada saat diperlukan.
Mantra yang harus dibaca:
SI MALING SEKTI ROH ILAPI RATUNING ROH KABEH
SIRO SUN KONGKON SEROTEN BAYUNE RATUNING ROSO
LARUTEN KAREPESI……….(sebut nama orangnya)
OJO DIBANJURAKE SEDYANE KANG OLO
ORA BENER LEMES
CABAR BUBAR KAREPE TAN DADI.

______________________
MANTRA – WEDHA
(1)
Ono kidung rumekso ing wengi,
Teguh ayu luputo ing loro,
Luputo ing bilai kabeh,
jim setan datan purun,
paneluhan tan ono wani,
miwah panggawe olo,
gunaning wong luput,
geni atemahan tirto,
maling adoh tan keno ing mami,
tuju guno tan sirno.

(2)
Sakebehing loro tan soyo bali,
Kahehing omo tan sami soyo mirudo,
Welas asih pandulune,
Sakehing brojo luput,
Kadi kapuk katibaning wesi,
Sakehing wiso towo,
Sato galak tutut,
Kayu aeng lemah sangar,
Songing landak guwaning lemah miring,
Myang pakiponing merak.

(3)
Pagupakaning warak sakalir,
Nadyan arco myang sagoro asat,
Temahan rahayu kabeh,
Dadya sariro ayu,
Ingideran pro widodari,
Rinekso pro malaikat,
Sakatahing rosul,
Tan dadi sariro tunggal
Ati adam utek ku bagindo eisis,
Pangucapku ya Musa.

(4)
Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsa ningwang
Yusup ing rupaku mangke,
Nabi Dawud suwaraku
nJeng Suleman kasekten mami
Nabi Ibrahim nyawa,
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Getih daging Abu Bakar Ngumar singgih,
Balung baginda ngusman

(5)
Sumsumingsun Patimah linuwih,
Siti aminah bayuning angga,
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal

(6)
Sawiji wiji mulane dadi,
Apencar mulaning jagad,
Kasamaran dining dzat e,
Kang maca kang ngerungu,
Kang anurat kang ngimpeni,
Dadi ayuning badan,
Kinaryo sesembur,
Yen winacakno ning toya
Kinarya dus rara tuwo gelis laki,
Wong edan nuli waras.

(7)
Lamun ono wong kadendo kaki,
Wong kabanda kabotan utang,
Yogya wacanen den age
Naliko tengah dalu,
Ping sewelas wacanen singgih,
Luwar ingkang kabanda,
Kang kadendo wurung,
Agelis nuli sinauran,
Mring hyang sukma ingkang utang iku singgih,
Kang agering nuli waras.

(8)
Lamun arso tulus nandur pari,
Puasa o sawengi sadino,
Iderono galengane,
Wacanen kidung iku,
Sakabeh e ngama sami bali,
Yen siro lungo perang,
Wateken ing sengkul,
Antuka tigang pulukan,
Musuh siro rep sirep tan ono wani,
Rahayu ing payudyan.

(9)
Sopo sing reke biso nglakoni,
Amutih lawan anawa,
Patang puluh dino bae,
Lan tangi waktu subuh,
Lan den sabar sukuring ati,
Isya Allah katekan,
Tumrap sanak rajatira,
Saking sawabing ilmu pangiket amami,
Duk aneng Kali Jaga.

SUKSMA – WEDHA
(10)
Ana kidung reke angartati,
Sapa eruh reke aran ingwang,
Duk ingsung ono ing ngare,
Miwah duk aneng gunung,
Ki samurta lan Ki samurti,
Ngalih aran ping tiga,
Arta daya tengsung,
Arang ingsung duk jejaka,
Ki artati aran ingsung ngalih,
Sapa weruh aran ingwang.

(11)
Sapa weruh tembang tepus kaki,
Sasat weruh reke arta daya,
Tunggal pancer sauripe,
Sapa weruh ing panuju,
Sasat sugih pagere wesi,
Rinekso wong sajagat,
Kang angidung iku,
Lamun dipun apalane,
Kidung iku den tutug pada sawengi,
Adoh panggawe ala.

(12)
Lawan rineksa marang Hyang Widhi,
Sakarsane tineko dening Hyang,
Rineksa ing jalma kabeh,
Kang amaca kang angerungu,
Kang anurat myang kang nimpeni,
Yen ora bisa maca,
Simpenono iku,
Temah ayu kang sariro,
Yen linakon dinulur sanendyan neki,
Lan rinekso dening Hyang.

(13)
Kang sinedya tinekan Hyang Widhi,
Kang kinarsung dumadakan kena,
Tur sinisiyan pangeran,
Nadyan tan weruh niku,
Lamun nedya muja semedhi,
Sasaji ing sagara,
Dadya ngumbareku,
Dumadi sariro tunggal,
Tunggal jati swara awor ing Artati,
Aran sekar jempina.

(14)
Somahira ingarang penjari,
Milu urip lawan milu pejah,
Tan pisah ing saparane,
Pari purna satuhu,
Anirmala waluya jati,
Keno ing kene kana,
Ing wasesanipun,
Ajejuluk Adhi suksma,
Cahya jumeneng aneng artati,
Anom tan keno tuwa.

(15)
Panunggale kawula lan Gusti,
Nila ening arane duk gesang,
Duk mati nila arane,
Lan suksma ngubaraeku,
Ing asmoro mung raga yekti,
Durung darbe peparab,
Duk rare iku,
Awayang bisa dedolan
Aran Sang Hyang Jati iya sang Artati,
Yeku Sang Arta jaya.

(16)
Dadya wisa mangkya amartani,
Lamun maria atemahan wisa,
Marma Arta daya rane,
Duk lagya aneng gunung,
Ngalih aran Asmara jati,
Wayah tumekeng tuwa,
Emut ibunipun,
Ni panjari lungo ngetan,
Ki Artati nurut gigiring Merapi,
Anulya mring Sundara.

Darma-Wedha
(17)
Ana panditha akarya wangsit,
Minda kombang angecap ing tawang,
Susuhing angin endhi enggone,
Lawan galihing kangkung,
Wekasane langit jaladri,
Isine wuluh wungwang,
Lan gigiring punglu,
Tapaking kuntul anglayang,
Manuk miber uluke ngungkuli langit,
Kusuma njrahing tawang.

(18)
Ngabil banyu apikulan warih,
Ametgeni sarwi adadamar,
Kodok ngemuli elenge,
Miwah kang banyu dikum,
Myang dahana murub kabesmi,
Bumi pinetak ingkang,
Pawana katiyup,
Tanggal pisan kapurnaman,
Yen anenun sateg pisan anigasi,
Kuda ngarap ing pandengan.

(19)
Ana kayu apurwa sawiji,
Wit buwana epang keblat papat,
Agedong mega rumembe,
Apradapa kukuwung,
Kembang lintang salaga langit,
Semi andaru kilat,
Woh surya lan tengsu,
Asiran bun lawan udan,
Apupucuk akasa bungkah pratiwi,
Oyode bayu bajra.

(20)
Wiwitane duk anemu candi,
Gegedongan miwah wewerangkan,
Sihing Hyang kabesmi kabeh,
Tan hana janma kang wruh,
Yen weruha purwane dadi,
Candi sagara wetan
Ingobar karuhun
Kayangane Sang Hyang Tunggal,
Sapa reke kang jumeneng mung Artati,
Katon tengahing tawang.

(21)
Gunung Agung sagara serandil,
Langit ingkang amengku buwana,
Kawruh ana ing artine,
Gunung sagara amung,
Guntur sirna amengku bumi,
Ruk kang langit buwana,
Dadya weruh iku,
Mudya madyaning ngawiyat,
Mangasrama ing gunung Agungsabumi
Candi candi sagara.

(22)
Gunung luhure kagiri giri,
Sagara agung datanpa sanma,
Pan sampun kawruhan reke,
Arta daya puniku,
Datan keno cinangkreng budi,
Anging kang sampun prapta,
Ing kuwasanipun,
Angadeg tengahing jagad,
Wetan kulon lor kidul mandap myang inggil,
Kapurba kawasesa.

(23)
Bumi sagara gunung myang kali,
Sagung inking sesining bawana,
Kasor ing Arta dayane,
Sagara sat kang gunung,
Guntur sirna guwa samya nir,
Sing aweruh Arta daya,
Dadya teguh timbul,
Lan dadi paliyasining prang,
Yen lelungan kang kapapag wedi asih,
Sato galak suminggah.

(24)
Jim peri parayangan pada wedi,
Mendak asih sakehing dubriksa,
Rumeksa siyang dalune,
Sing anempuh lumpuh,
Tan tumama ing awak mami,
Kang nedya tan raharja,
Kabeh pan linebur,
Sakabehing nedya ala,
Larut sirno kang nedya becik basuki,
Kang sineoya waluya.

(25)
Siyang dalu rineksa ing widi
Dinulur saking karseng Hyang Suksma
Kaidep ing janma kabeh,
Aran wikuning wiku
Wikan liring muja semedi
Dadi sasedyanira
Mangunah linuhung,
Peparab Hyang Tega Lana,
Kang kasimpen yen tuwajuh jroning ati
Kalising panca baya.

(26)
Yen kinaryan atunggu wong sakit
Ejim setan datan wani ngambah
Rineksa mala ekate
Nabi wali angepung
Sakeh lara pada sumingkir,
Ingkang sedya pitenah marang awak ingsun,
Rinusak dening Pangeran,
Iblis laknat sato moro sato mati
Tumpes tapis sadaya.

JAPA – WEDHA
(27)
Ana kidung angidung ing wengi,
Bebaratan duk amrem winaca,
Sang Hyang Guru pangandeke,
Lumaku Sang Hyang Ayu,
Alembehane Asmara ening,
Ngadek pangawak teja,
Kang angidung iku,
Yen kinarya angawula,
Myang lulungan Gusti geting dadi asih,
Sato setan sumimpang.

(28)
Sakatahing upas tawa sami,
Lara raga waluya nirmala,
Tulak tanggul kang manggawe,
Duduk samya kawangsul,
Akawuryan saguhing pikir,
Ngadam makdum sadaya,
Datan paja ngrungu,
Pangucap lawan pangrasa,
Myang tumingal kang sedya tumekeng napi,
Pangreksaning malekat.

(29)
Jabarail inkang animbang
Milunira kanteban iman,
Pan dadya kendel atine,
Ngijail puniku,
Kang rumeksa ing ati suci,
Israpil dadi damar,
Madangi jrokalbu,
Mingkail kang asung sandang,
Lawan pangan tinekan ingkang kinapti,
Sabar lawan narimo.

(30)
Ya hudakyeng pamujining wengi,
Bale aras saka ne mulya,
Kirun saka tengen nggone,
Wanakirun kang tunggu,
Saka kiwa gada ne wesi,
Nulak panggawe ala,
Satru lawan mungsuh,
Pangeret tengajul rijal,
Ander ander khulhu balik kang linuwih,
Ambalik lara raga.

(31)
Dudur molo tengayatul kursi,
Lungguh neng atine surat aningam,
Pengleburan lara kabeh,
Usuk usuk ing luhur,
Ingkang aran wesi ngalarik,
Neng nabi mohamad,
Kang wekasan niku,
Antunggu ratri lan siyang,
Kinedepan ing tumuwung pada asih,
Tunduk mendak maring wang.

(32)
Satru mungsuh mundur pada wedi,
Pamidangan ing betal mukadas,
Tulak balik pangreksane,
Pan nabi patang puluh,
Paring wahyu mring awak mami,
Apan nabi wekasan,
Sabda Nabi Dawud,
Apetak bagenda Ambyah,
Kinaweden ebelis laknat lawan ejim,
Tan wani perak.

(33)
Pepayone godong dukut langit,
Tali barat kumendung ing tawang,
Tinunda tan katon mangke,
Arajeg gunung sewu,
Jala sutra ing luhur mami,
Kabeh pada rumeksa,
Angadangi mungsuh,
Nulak panggawe ala,
Lara roga sumingkir kalangkung tebih,
Luput kang wisa guna.

(34)
Gunung sewu dadya pager mami,
Katon murub kang katon tumingal,
Sakeh lara sirna kabeh,
Luput ing tuju teluh,
Tarakyana tenung jalenggi,
Bubar ambyur suminggah,
Sri Sedana lulut,
Punika sih Rahmatulah,
Iya Sang Jati mulya.

(35)
Ingaranan Rara subaning-sih,
Kang tuminggal samya sih sadaya,
Kadep sapari polahe,
Keh lara sirna larut,
Tan tumama ing awak mami,
Kang sangar dadi tawa,
Kang geting dadi lulut,
Saking dawuh sifat rahman,
Iya rahmat rahayu pangereksaneki,
Sarana nganggo metak.

(36)
Yen lumampah kang mulat awingwrin,
Singo barong kang podo rumeksa,
Gajah meta ning wurine,
Macan gembong ing ngayun,
Naga raja ing kanan kering,
Singa mulat njrih tresna,
Marang awak ingsun,
Jim setan lawan manungsa,
Pada kadep teluh lawan antu bumi,
Ajreh lumayu ngitar.

(37)
Yen sinimpen tawa barang kalir,
Upas bruwang racun banjar sirna,
Temah kalis sabarang reh,
Jemparing towok putung,
Pan angleyang tumibeng siti,
Miwah saliring braja,
Tan tumama mring sun,
Cedak cupet dawa tuna,
Miwah sambang setan tenung pada bali,
Kadep wedi maring wang.

(38)
Ana paksi mangku bumi langit,
Manuk iku endah warnanira,
Sagara erob wastane,
Uripe manuk iku,
Animbuhi ing jagad iki,
Warnanipun sakawan,
Sikile wewolu,
Kulite iku sarengat,
Getihipun tarekat ingkang sejati,
Ototipun kakekat.

(39)
Dagingipun makripat sejati,
Cucukipun sejatining sadad,
Eledan tohid wastane,
Ana dene kang manuk,
Pupusuhe supiah nenggih,
Emperune amarah,
Mutmainah jantung,
Luamah waduke ika,
Manuk iku anyawa papat winilis,
Nenggih manuk punika.

(40)
Uninipun jabrail singgih,
Socanipun punika kumala,
Anetra wulan srengenge,
Napas nurani iku,
Garananipun tursino nenggih,
Angaub soring aras,
Karna kalihipun,
Ing gunung Arpat punika,
Uluwiyah ing lohkalam wastaneki,
Ing gunung manik maya.

Jiwa-wedha
(41)
Ana kidung akandang permadi,
Among tuwung ing kawasanira,
Nganak ake saciptane,
Kakang kawah puniku,
Kang rumekso ing awak mami,
Anekakaken sedya,
Ing kawasanipun,
Adi ari ari ika,
Kang mayungi ing laku kawasaneki,
Nekakaken pangarah.

(42)
Punang getih ing raine wengi,
Ngrerewangi Allah kang kawuasa,
Andadekaken karsane,
Puser kawasanipun,
Nguyu uyu sabawa mami,
Nuruti ing paneda,
Kawasanireku,
Jangkep kadang ingsun papat,
Kalimane pancer wus dadi sawiji,
Tunggal sawujud ingwang.

(43)
Yeku kadang ingsung kang umijil,
Saking marga ina sareng samya,
Sadino awor enggone,
Sakawan kadang ingsun,
Ingkang nora umijil saking,
Marga ina punika,
Kumpule lan ingsun,
Dadya makdum sarpin sira,
Wewayangan in dat samya dadya kanti,
Saparan datan pisah.

(44)
Yen angidung poma den mametri,
Memuleya sego golong lima,
Takir pontang wewadahe,
Ulam ulamipun,
Ulam tasik rawa lan kali,
Ping pat iwak bangawan,
Mawa gantal iku,
Rong supit winungkus samya,
Apan dadya sawungkus arta saduwit,
Sawungkuse punika.

(45)
Tumpengana aneng pontangnya sami,
Dadya limang wungkus pontang lima,
Sinung sekar cempaka ne,
Loro sapotangipun,
Kembang boreh dupa ywa lali,
Memetri ujugbira,
Donganira Mahmud,
Poma dipun lakonono,
Saben dino nuju kalahiraneki,
Agung sawabe ika.

(46)
Balik lamun ora den lakoni,
Kadang ira pan pada ngrencana,
Temah kudrasa ciptane,
Sasedyanira wurung,
Lawan luput pangarahneki,
Sakarepe ira wigar,
Gagar datan antuk,
Saking kurang temenira,
Madep laku iku den awas den eleng,
Tamat ingkang kidungan.

Tidak ada komentar: